Acer, Rabu (29/9/2011) meluncurkan Acer Aspire S3, menjadi ultrabook pertama yang dipasarkan di Indonesia. Peluncuran yang digelar hari ini juga menjadi kali pertama di dunia, bersamaan dengan peluncuran produk yang sama di Taiwan.
Ultrabook merupakan rancangan notebook masa depan dari Intel yang menyatukan keunggulan yang dimiliki notebook dan tablet. Ultrabook ini bisa memberikan performance sekuat notebook namun memungkinkan penggunaan fleksibel, cepat dan selalu terkoneksi seperti produk tablet. Dengan ultrabook, profesional bisa melakukan aktivitas editing dokumen yang selama ini kurang didukung oleh tablet.
Pada saat yang sama, mereka tak perlu membuang waktu membuka dan menghidupkan perangkat seperti ketika memakai notebook. Fitur utama pendukung Acer Aspire S3 ialah Instant On.
"Untuk menyalakan, Anda hanya perlu membuka ultrabook. Untuk mematikan, cukup menutupnya, tidak perlu shut down," kata Jason Lim, Country Manager Acer Group Indonesia dalam konferensi pers hari ini.
Ada 2 macam mode sleep yang dimiliki Acer Aspire S3, yakni Sleep dan Deep Sleep. Pengguna cuma butuh 1,5 detik untuk menghidupkan ultrabook dari mode Sleep dan hanya perlu 6 detik untuk menghidupkan dari mode Deep Sleep.
Fitur lain juga berkaitan dengan soal instan, yakni Instant Connect. Untuk mengakses internet, misal terhubung dengan fasilitas WiFi, hanya perlu 2,5 detik. "Kecepatan ini 4 kali lebih cepat dari kecepatan notebook konvensional," cetus Jason.
Fitur instan yang dimiliki ultrabook Acer ini berhubungan dengan daya tahan baterai. Baterai Acer Aspire S3 bisa tahan selama 50 hari dalam mode Deep Sleep dan bisa tahan selama 7 jam untuk penggunaaan ultrabook secara normal.
"Baterai sangat durable, bisa mencapai 3,5 tahun lama pemakaian, lebih lama dari baterai notebook yang hanya tahan 1 tahun. Baterai tahan hingga 1000 kali recharge," tambah David Lee, Associate Vice President of Mobile Computing Business Unit Acer Inc.
Ultrabook Acer ini didesain dengan ukuran 13,3 inci, memberikan kenyamanan bagi pengguna yang mengetik lama. Sementara beratnya yang cuma 1,4 kg dan dibungkus material aluminum kokoh membuatnya ringan dan cocok bagi pengguna dengan mobilitas tinggi. Ultrabook ini juga didukung dengan prosesor Intel Core generasi kedua untuk mengoptimalkan performance.
Tersedia juga varian lengkap dengan HDD sampai 500 GB untuk mendukung penyimpanan beragam data serta media. Rencananya, ultrabook ini sudah akan tersedia di pasar Indonesia Oktober mendatang dengan harga Rp 7 jutaan. Target marketnya sendiri adalah profesional yang punya mobilitas tinggi dan diprediksi akan menuai respon bagus dari pasar Indonesia.
Meski memadukan keunggulan tablet dan notebook, ultrabook ini tidak dirancang untuk menggantikan keduanya. "Kita hanya memberikan banyak pilihan sesuai kebutuhan masing-masing pengguna," ungkap David.