Yuuhu.info, Eduardo da Silva (29) istimewa bagi Kroasia. Striker ini berdarah Amerika Latin, lahir di Rio de Janeiro, Brasil, tetapi mengabdikan diri untuk bendera Kroasia. Kebanggaannya pada profesi, di mana pun bumi dipijak, menjadikan Da Silva striker ulet, andal, dan berbeda.

Pada awal musim ini, Dudu—begitu Da Silva disapa—tidak gembira. Ia hanya duduk di bangku cadangan, menonton teman-temannya bermain. Namun, cerita kini berbeda ketika Pelatih Kroasia Slaven Bilic memasangnya sebagai striker seperti Ivica Olic dan Nikica Jelavic.

Bagi Bilic, gol-gol Da Silva membuat ia berperan penting di tim. Tidak peduli seberapa berhasil atau gagal pencapaiannya pada masa lalu, Da Silva harus tahu jika Kroasia membutuhkannya. Bilic lantas mengunjungi Shakhtar Donetsk, klub Da Silva di Liga Primer Ukraina. Da Silva pun resmi memperkuat timnas.

Da Silva dikenal sebagai striker yang lincah, bergerak sepanjang lapangan, serta eksekutor yang tajam. Menyedihkan ketika ia gagal bermain di Piala Dunia 2008 karena cedera.

Saat itu Da Silva masih bermain untuk Arsenal. Pada 23 Februari 2008, tulang betis kiri Da Silva retak dan engkelnya keluar dari sendi setelah dijegal pemain Birmingham City, Martin Taylor. Setelah siuman dari operasi, Da Silva bahkan tidak ingat lagi kalau pernah digasak Taylor dan menerima ucapan minta maafnya saat menjenguk di rumah sakit.

Selama setahun tanpa kompetisi tentulah bagaikan tertusuk pisau tepat di ulu hati. Perih. Namun, Da Silva cepat pulih, bermain lagi, mencetak gol lagi. Sayang, ia kembali cedera hamstring.

Da Silva dijual ke klub Shakhtar Donetsk tahun 2010. Mungkin sudah jodoh baginya dengan negara-negara Balkan. Kondisinya membaik dan performanya berkembang. Ia bahkan menyokong klub meraih dua kali trofi Piala Liga.

Sejak meninggalkan Brasil pada usia 15 tahun, Da Silva menjadi pribadi yang tangguh. Ia hijrah ke Kroasia saat berusia 16 tahun dan bermain di tim yunior. Ia resmi menjadi warga negara Kroasia pada usia 19 tahun.

Titisan Davor Suker

Cepat, sukar ditebak, dan instingtif, itulah ciri khas Da Silva. Kroasia mengenal sosok Davor Suker yang fenomenal dan kondang di seantero jagat. Suker mengumpulkan 45 gol di 69 penampilannya. Kini, setelah era Suker lewat, ada Da Silva yang disebut-sebut sebagai penggantinya. Sejauh ini, ia membukukan 22 gol di 46 kemunculannya untuk Kroasia.

Bagi Da Silva, Kroasia adalah rumahnya. Ia merasa nyaman berada di negara yang bahasa dan budayanya berbeda dengan tanah kelahirannya itu. Ia juga cuek perihal perselisihannya dengan seorang agen di Zagreb, Zdravko Mamic. Mamic menuntut Da Silva memberinya 20 persen dari penghasilannya.

”Ini adalah sepak bola yang indah,” kata Da Silva. ”Setiap tahun kami merasa mampu untuk menghasilkan pemain-pemain yang berbakat,” ujarnya seperti dikutip New York Times.

Ya, saat ini, Da Silva adalah Kroasia. Namun, ada banyak striker di negara ini yang juga tajam, cepat, dan andal. Ada Jelavic, yang juga berlangkah cepat. Ia kini memperkuat Everton setelah ditransfer dari Glasgow Rangers.

Maka, tidak usahlah sibuk memperbincangkan tanah kelahiran. Siapa yang mampu memberikan yang terbaik untuk Kroasia, dia sang bintang. Da Silva dan Jelavic sama-sama tak bisa diremehkan. (Susi Ivvaty)